indahnya hidup jika kita bisa menjadi diri kita sendiri, be our self!

Sabtu, 04 Juni 2016

Dear Diary

Kebidanan, ya jurusan yang selama ini ku inginkan, entah apa alasan jelasnya, yang pasti kini ku sudah menjalani sepertiga dari waktu yang seharusnya ku tempuh.
Tak gampang menjadi mahasiswi kebidanan, ya, karena kami dituntut dewasa sebelum umurnya, namun perjuangan untuk menjadi seorang bidan, sungguh oh sungguh mulia, bagaimana tidak, kami diberi tanggung jawab menjadi penyelamat 2 nyawa sekaligus.
Setiap pilihan pasti ada risikonya, sama sepertiku, memilih mendalami kebidanan dan kini aku harus bisa menjalani segala rintangan yang terjadi padaku.
Bayanganku cita-citaku ini sepele, ingin menjadi perawat wanita, namun ternyata tugasku lebih besar, tak hanya wanita saja yang harus ku rawat namun aku juga harus bisa menjadi penyelamat mereka.
 Awalnya sangat berat sekali menjalaninya, dari yang harus tertekan dengan statusku yang mengambil diploma III, hingga setiap praktikum selalu saja dimarahi dosen. Mereka memang ingin menjadikan kami orang yang kuat. Sehingga ketika kami telah berprofesi menjadi bidan. Kami tidak terkejut lagi menjalani profesi kami itu.
Hingga sepertiga perjalanan pun, aku masih saja mengalami hal yang  seperti itu, UTS dan UAS bagi sebagian mahasiswi kebidanan itu hal yang lebih mudah daripada praktik di laboratorium atau di lahan. Namun sayang bagiku UTS dan UAS menjadi momok terbesar dari diriku. Karena aku sadar bahwa latar belakang sekolahku dulu jauh berbeda dengan mereka.
Aku berjuang menjadi mahasiswi yang setidaknya aku bisa menjalani kuliah ini menyamaratakan keahlianku dengan mereka. Walaupun dari segi ilmu teori, mereka lebih menguasai dibanding aku. Perjuanganku memang jauh berbeda dibanding mereka. Namun kini aku ingin membuktikan bahwa aku tak akan pernah menyerah menghadapi semua. Siapapun boleh mencaci-makiku, memang aku tak sepandai mereka, tapi aku yakin mereka yang mengejekku, mereka belum pernah mengalami apa arti perjuangan yang sesungguhnya.
Terkadang aku malu, mendapati temanku, bukanlah teman sepermainanku. Lambat laun, aku merasakan hal yang luar biasa dimana aku harus bersyukur karena sebenarnya Allah telah mengatur sebegitu indahnya perjalananku, sehingga kini aku merasa menjadi orang yang bangga karena aku pernah dipertemukan dengan seseorang yang jauh lebih hebat dari teman-temanku dahulu. Apalagi di tempat yang sangat luar biasa pergaulannya. Aku bangga, setidaknya mereka menjadi penyemangatku ketika aku mulai putus asa, walaupun kini mungkin mereka telah melupakanku. Aku bangga pernah menjadi orang yang pernah menjadi teman seperjuangan mereka.
Dan kini aku ingin bangkit, menjadi mahasiswi kebidanan memang tak sesuai dengan apa yang dulu aku bayangkan. Namun aku yakin aku bisa menjalaninya. Aku ingin membuktikan bahwa mahasiswi kebidanan tak hanya aktif dalam organisasi yang ada profesinya atau sibuk dengan tugas-tugasnya. Aku ingin menjadi mahasiswi yang berbeda. Ya, berbeda dari yang lainnnya. Jejak awal langkahku dulu, aku pijakkan pada organisasi yang ada dalam dunia kebidanan. Ya, sebut saja HIMA kebidanan, berat memang membagi jadwal kami, sama-sama sibuk dengan tugas-tugas kami. Tak jarang gesekan pun terjadi diantara kami. Selanjutnya aku terpilih menjadi pengurus asrama, tak bisa disangka memang, awalnya karena kurang personil saja, tapi yaa sudahlah. Setidaknya aku bisa membantu mereka. Aku menjadi ibu rohani agama islam, mungkin mereka memilihku karena latar belakangku saja, tapi tak apalah. Laa khaulaa walaa quwwata illa billah. Selanjutnya, aku iseng-iseng saja ikut UKM English Club, ukm yang aku kira akan bisa menambah wawasanku tentang english. Disini juga mungkin karena pada saat itu aku tergolong agak aktif, entah mengapa aku dijadikan sebagai bendahara. Yaa, maklum saja UKM baru masih butuh perintis sebenarnya. Yang terakhir, akhir-akhir ini aku diajak temanku untuk ikut IMM yaa bagi keluarga Muhammadiyah pasti tahu apa itu IMM. Awalnya hanya ikut-ikutan saja, lumayanlah bisa menambah ilmu agama. Bisa nambah teman juga. Lambat laun nyaman juga, karena mereka bukan hanya care, tapi juga solid. Organisasi yang semacam ini yang kiranya organisasi yang ideal jauh dari organisasi yang ku jajaki sebelumnya. Entah besok aku bisa apa di organisasi ini, namun aku senang, perlahan ilmuku tambah walaupun di luar dari profesiku.
Banyak hambatan dan kendala selama aku ikut berorganisasi, dari jadwal kegiatan yang bertabrakan hingga carut-marutnya jam waktu belajar. Yaa, memang risikonya seperti itu. Dan aku menyadarinya, aku merasa walaupun aku bangga bergabung sekian banyaknya organisasi. Aku belum maksimal dalam melaksanakan amanahku itu. Hal yang mana lagi menjadikanku lalai akan kewajibanku pula. Namun sekian lama mengikuti dan menimbang, mesti harus ada yang terkorbankan, hanya saja aku belum bisa memutuskan mana yang harus aku lepas. Semoga Allah segera memberi petunjuknya. Amin
Aku berfikir, jika hanya di dalam saja aku mengembangkan kemampuanku, maka aku takkan bisa bersosialisasi dengan yang lainnya, dan ketika aku keluar pun, aku harus bisa mempertimbangkan sisi positif dan negatifnya.
Itulah kisahku tentang bagaimana menjalani kehidupanku selama aku menjadi mahasiswi kebidanan. Aku tak peduli orang akan sangat begitu membenciku dengan apa yang ku jalani sekarang. Aku pun takkan membenci mereka sekalipun mereka telah mengejekku.

Memang cita-citaku menjadi bidan, namun bidan yang berbeda. Bidan yang lain daripada yang lain. Aku berjanji wahai guru besarku. Ketika engkau saat ini memarahiku, karena engkau tegas menjalankan tugasmu. Aku yakin kelak aku akan menjadi mahasiswi yang engkau harapkan. Aku percaya bahwa sikap bijak kau  itu, seolah-olah menjadi tanda besar bagiku bahwa aku memang dididik tegas agar aku bisa menjadi mahasiswa yang sesungguhnya. Yang tidak asal berpredikat ahli madya saja. Sekian kisahku malam ini, Bye cintull

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Free Tail- Heart 1 Cursors at www.totallyfreecursors.com